Khadijah binti Khuwailid

Assalamualaikum, Sahabat.

Kali ini kita akan berbincang tentang wanita mulia yang pantas untuk kita jadikan teladan. Seorang wanita terhormat dari Mekah. Beliau seorang saudagar kaya raya yang perniagaan nya sampai ke Syam.

Siapakah beliau? Dialah Khadijah binti Khuwailid.


Ketika kita berbicara tentang perniagaan yang sampai ke Syam. Kita juga berbicara tentang begitu banyaknya barang dagangan yang dibawa. Kebiasaan orang-orang Quraisy itu adalah berjalan kaki sejauh 1000km ke arah utara, yairu Syam pada musim panas dan musim dingin untuk berdagang tentunya. Dengan medan yang panjang tidak mungkin barang dagangan yang dibawa sedikit. Bahkan seorang sekali jalan bisa membawa 1000 onta atau seharga 50.000 dinar.

Cantik, cerdas, terhormat, baik budi pekertinya. Itulah karakter yang tergambar dari seorang Khadijah. Diusianya yang menginjak 40 tahun, khadijah masih tampak cantik. Tidak heran ratu Mekah ini diperebutkan oleh pesohor-pesohor Mekah kala itu. Namun sayang, tidak ada satupun pinangan yang beliau terima.
Sampai beliau menemukan seorang pemuda 25 tahun rajin dan dikenal sebagai seorang yang jujur. Muhammad bin Abdullah namanya.  Khadijah kemudian melamar Muhammad dan keduanyapun menikah. Riwayat yang paling sahih menyebutkan bahwa pada saat menikah usia Muhammad 25 tahun dan usia Khadijah 40 tahun.

Apakah cerita sudah berakhir? Ternyata belum. Baru dari sinilah kita mulai cerita heroik pengorbanan seorang Khadijah binti Khuwailid. Beliau bukan hanya menikahi seorang bernama Muhammad bin Abdullah, tapi beliau juga menikahi seorang utusan Allah swt untuk menyampaiakan Islam Lil'alamin ke muka bumi sepaket dengan perjuangan jiwa raganya.



"Zamiluni, zamiluni, selimuti aku! Selimuti aku!"


Pinta Muhammad pada bunda khadijah. Muhammad baru saja datang dari gua Hira,  tempat ia  biasa menyepi. Muhammad datang dengan badan gemetar dengan ketakutan yang menyelimuti raut wajah beliau.


Bunda Khadijah adalah sosok istri yang cerdas dan pandai menempatkan diri. Beliau memang sosok istri teladan yang pantas untuk diteladani tak terkecuali untuk wanita di jaman sekarang.
Khadijahpun menyelimuti dan menenangkan suaminya. Ketika sang suami sudah mulai tenang. Bunda Khadijah baru bertanya,

"Ada apa?"

Dan Muhammad bercerita tentang sosok yang mendekapnya dan berkata,

"Iqro' yaa Muhammad, Iqro' yaa Muhammad!"

Sungguh, kalau bukan sosok yang berwawasan luas serta mencintai suaminya dengan sepenuh hati tidak akan terucap kata-kata ini dari seorang Khadijah binti Khuwailid. Bunda Khadijah menenangkan rasul dengan berkata,

"Demi Allah tidak. Allah tidak akan menyianyiakan dirimu. Karena engkau rajin silaturahim, siap menanggung beban, memuliakan tamu dan membantu orang dalam kesulitan." 

Ketika suaminya semakin tenang, bunda Khadijah mengajak beliau bertemu dengan saudaranya bernama  Waroqoh bin Naufal, seorang ahli kitab  di Mekah. Waroqoh mengatakan bahwa yang datang kapada rasul adalah jibril yang pernah datang kepada Musa.

Sejak saat itulah, tahun 1622 M nabi Muhammad SAW diangkat sebagai utusan Allah pada usia 40 tahun. Dan sejak itu pula Khadijah binti Khuwailid menjadi pendamping seorang rasul.
Bunda Khadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam dan beriman ketika semua masyarakat menolak ajaran dari rasul.

Bunda Khadijah selalu jadi penenang ketika Rasulullah dihujat, beliau juga menyerahkan seluruh harta dan jiwa nya pada jalan dakwah yang ditempuh suaminya.

Rasulullah SAW teramat mencintai Khadijah binti Khuwailid, dapat dikatakan istri yang paling dicintai oleh rasul, bahkan ketika bunda Khadijah sudah wafat.
Khadijah adalah orang yang beriman saat yang lainnya belum beriman, khadijah adalah yang membenarkan apa yang diucapakan rasul saat semua orang orang mendustakannya, Khadijah memberikan semua harta benda nya untuk jalan dakwah, dan dari Khadijah lah Rasul dikaruniai anak.

Begitu mulianya Ibunda Khadijah, bahkan di akhir hayatnya beliau hanya meminta kain sorban rasul untuk dijadikan kain kafannya. Setelah semua pengorbanan beliau kepada Islam dan RasulNya. Melepaskan kekayaan, kebangsawanan untuk ikut berjuang untuk agama Allah.
Beliau kembali kepada Allah pada tahun 619M, pada bulan Ramadhan. Dua bulan setelah paman Rasulullah SAW wafat. Sehingga tahun itu dinamakan dengan tahun berduka cita atau Ammul-Huzni.

Disarikan dari berbagai sumber. (Sew)
Share on Google Plus

About PKS Kabupaten Magelang

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment