MENUMBUHKAN POTENSI ANAK DI USIA DINI


Usia 0-5 tahun, beberapa ahli ada yang menyebutnya usia 0-6 tahun dan 0-8 tahun, adalah usia emas bagi pertumbuhan seorang anak, yang biasa disebut golden age. Golden age atau golden periode menjadi dasar terbentuknya kepribadian bagi anak di kemudian hari. Pada masa itu 80% otak anak berkembang dengan pesat. Maka orang tua benar-benar harus menyiapkan pendidikan anak di masa golden age tersebut, sejak anak masih dalam kandungan.

Ada empat aspek yang sebaiknya dikembangkan pada usia dini. Keempat aspek tersebut adalah:

1. Aspek perkembangan motorik
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot anak. Perkembangan kemampuan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmani yang terkoordinasi antara pusat syaraf, urat syaraf, dan otot.

Kemampuan motorik meliputi:
  • Kemampuan motorik kasar
Kemampuan motorik kasar merupakan bagian dari aktivitas motorik yang mencakup keterampilan otot-otot besar, gerakan ini lebih menuntut kekuatan fisik dan keseimbangan. Contoh kemampuan motorik kasar adalah kemampuan duduk, menendang, berjalan, berlari, naik-turun tangga, dan melompat.
  • Kemampuan motorik halus
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil serta koordinasi mata dan tangan. Contoh dari kemampuan motorik halus adalah menyusun puzzle, menyusun garis, melipat kertas, memasang kancing, mengikat tali.

2. Aspek perkembangan kognitif
Aspek kognitif merupakan aspek yang mencakup kemampuan otak. Menurut Benjamin S. Bloom, psikolog yang mengenalkan konsep “Taksononomi Bloom”, segala upaya yang mencakup aktivitas otak termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk kemampuan menghapal, memahami, menganalisa, mengaplikasi, mensintesis, serta kemampuan mengevaluasi.

3. Aspek perkembangan bahasa
Pada tiga tahun pertama usianya, anak akan mengalami ledakan bahasa, jumlah kosakata akan meningkat tajam. Perkembangan bahasa meliputi kemampuan anak dalam berbicara dan mengartikulasikan kata-kata.

4. Aspek perkembangan sosial-emosional dan kemandirian
Perkembangan sosial emosional merupakan kemampuan anak dalam mengenali, mengolah, dan mengontrol emosi. Kemampuan yang baik dalam ketiga hal tersebut akan menghasilkan respon positif saat berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan kemandirian adalah kemampuan anak dalam mengelola masalah yang dihadapinya.

Keempat aspek perkembangan anak di atas akan dapat berkembang optimal jika senantiasa ditumbuhkan, distimulasi, secara konsisten dan berkesinambungan. Orang tua perlu meluangkan waktu untuk menstimulasi perkembangan tersebut dan tidak menyerahkan 100% kepada sekolah atau day care. Hal tersebut karena keberadaan anak di rumah lebih lama daripada di sekolah atau day care.

Lantas, bagaimana menstimulus kemampuan anak agar optimal? Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk mengoptimalkan empat kemampuan dasar di atas.
  • Membacakan cerita
Membacakan cerita sejak anak masih di dalam kandungan diketahui dapat menstimulus perkembangan bahasa anak. Sangat dianjurkan bagi orang tua untuk membacakan cerita minimal 15 menit dalam satu hari. Apalagi saat ini ada buku kain yang tidak bisa robek sehingga aman jika ditarik, digigit, maupun terkena tumpahan cairan. Maka tidak ada alasan untuk tidak mengenalkan buku sejak bayi.

Membacakan cerita juga akan menumbuhkan imajinasi dan rasa ingin tahu anak. Karena dari cerita yang dibacakan, syaraf otak anak akan terstimulasi untuk membayangkan apa yang didengarnya. Dari cerita yang didengarnya, anak juga akan belajar akhlak dan nilai-nilai positif yang dapat membantunya belajar mengelola emosi.

Manfaat terbesar dari membacakan cerita adalah tumbuhnya kecintaan anak terhadap buku sehingga anak lebih memilih buku daripada TV ataupun gadget.
  • Mendongeng dan bermain peran
Mendongeng mirip dengan membacakan cerita. Namun mendongeng bisa dengan menggunakan boneka jari atau boneka biasa untuk bermain peran. Mendongeng dan bermain peran akan menstimulasi perkembangan bahasa, kognitif, dan emosi anak. Sedangkan bermain peran menggunakan boneka jari dan boneka biasa akan memnstimulasi kemampuan motorik halus anak.
  • Bermain
Bermain adalah sarana terbaik untuk melatih motorik, baik motorik kasar maupun halus, dan melatih kemampuan kognitif anak. Kita tidak membutuhkan permainan yang mahal untuk menstimulasi anak-anak kita. Cukup menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah dicari. Yang paling utama dari kegiatan bermain ini adalah melatih kemandirian, daya juang, imajinasi, dan kreativitas anak.

Sebagai contoh, untuk melatih anak mengenal warna, kita dapat menggunakan pewarna makanan warna-warni. Kemudian ajaklah anak-anak mencampur warna tersebut dengan menggunakan wadah yang ada di dapur. Permainan ini melatih motorik halus dan kognitif anak. Untuk melatih ketelitian dan kesabaran anak, kita bisa ajak mereka meronce kertas yang digulung, meronce manik-manik, membuat lampion, menjahit sederhana, origami. Selain contoh tersebut, masih banyak permainan yang dapat kita lakukan bersama anak-anak. Sediakan selalu kertas gambar, krayon, spidol warna-warni, kertas lipat, gunting, lem, dan biarkan mereka berkreasi sesuka mereka.
  • Berolah raga
Olah raga adalah sarana terbaik untuk melatih motorik kasar anak. Benarlah kiranya jika nabi bersabda agar kita belajar memanah, berenang, dan menunggang kuda. Dari ketiga jenis olah raga tersebut, kita melatih fisik sekaligus juga ketelitian dan kejelian. Maka sediakan waktu untuk berolah raga bersama anak-anak.
  • Memasak 
Memasak adalah salah satu sarana untuk melatih kebersamaan, tanggung jawab, ketelitian, kedisiplinan, dan sekaligus belajar IPA. Jadi, buatlah jadwal memasak untuk anak-anak.

Yang patut menjadi catatan adalah bahwa setiap anak adalah istimewa. Dia membawa kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tugas kita sebagai orang tua adalah memaksimalkan kelebihan dan meminimalkan kekurangan anak-anak. Luangkan waktu minimal 15 menit – 1 jam sehari untuk menemani anak-anak. insyaAllah, waktu yang kita luangkan untuk mereka, akan menjadi pondasi untuk kehidupan di masa datang. [Arifatun Anifah Setyawati]

Gambar: muslimahcorner.com
Share on Google Plus

About PKS Kabupaten Magelang

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment