Jangan Pernah Menunggu, Bergeraklah!

“Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah! Maka insya Allah, kamu akan bisa. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah! Maka insya Allah, kamu akan termotivasi. Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti, tapi bergeraklah! Maka insya Allah, kamu akan menjadi contoh yang diikuti. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang lain! Maka insya Allah,  kamu akan dipedulikan.”


Begitulah dakwah yang sesungguhnya. Jangan pernah menunggu, teruslah bergerak dalam segala keadaan. Tanpa adanya azzam yang kokoh, mustahil bagi kita untuk bisa selalu bergerak dan tergerak. Siapapun yang menyatakan bahwa dirinya telah terlibat di jalan juang ini, maka sudah pasti ia tertuntut untuk menjadi agent of change. Ia sedang ditempa untuk menjadi pribadi-pribadi yang kreatif. Pribadi-pribadi yang selalu melakukan sesuatu yang baru. Maka sebagai konsekuensinya, kita juga harus siap menanggung segala bebannya termasuk  beban yang terberat sekalipun. Selain itu, kontinuitas dalam kinerja juga tak kalah penting dalam mewujudkan setiap asa yang telah terpancang di jalan dakwah ini.

Jika dakwah adalah jalan yang panjang dan penuh liku, maka jangan pernah berhenti, tetaplah terus bergerak. Istirahatnya seorang mukmin tak lain dan tak bukan hanyalah kelak ketika kaki telah menginjak jannah-Nya. Sedangkan para pemburu surga tak akan sekedar berhenti pada tahap mimpi. Ada asa yang harus ia wujudkan. Ada pengorbanan yang harus ia keluarkan. Ada amal dan karya nyata yang harus ia persembahkan. Jika beban dakwah ini adalah berat, maka jangan pernah meminta yang ringan. Tapi mari kita pinta pada Allah agar Dia menguatkan pundak dan punggung kita untuk menopang segala beban yang ada.

Sejatinya, pekerjaan ini mirip dengan pekerjaan petani. Biji yang ditanam tak cukup hanya dibenamkan ke dalam tanah, lalu ditinggalkan begitu saja. Kemudian kita berpangku tangan menunggu hasilnya dan berharap kelak suatu saat kita kembali untuk memetik hasil yang melimpah ruah. Itu mustahil. Biji yang telah ditanam harus diperhatikan, disiram setiap hari. Ketika ia telah tumbuh menjadi tanaman, ia harus diberi pupuk dan dipagari. Rumput-rumput liar yang ada disekitarnya juga harus disiangi. Bahkan ketika tunas-tunas baru mulai tumbuh, kita harus menjaganya lebih hati-hati karena ada pemangsa yang juga minat pada pucuk-pucuk segar itu.
Mari sejenak kita resapi sabda Sang Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,

“Bersemangatlah pada apa saja yang bermanfaat bagimu, minta tolonglah pada Allah dan jangan merasa tidak mampu.”

Kita dilarang untuk merasa tidak mampu karena selalu ada harapan dalam keyakinan. Selalu ada keteguhan dalam kesabaran. Selalu ada hikmah dalam kesyukuran dan selalu ada keniscayaan dalam setiap do’a. Keberhasilan kita juga tidak diukur oleh seberapa banyak apa yang kita miliki, melainkan oleh berapa banyak orang yang merasakan manfaat keberadaan kita.

Wahai jiwa-jiwa yang telah mengazzamkan dirinya di jalan ini, letakkanlah pondasi keikhlasan dalam beramal. Teguhkanlah azzam dalam hati. Sesunguhnya, berjuang itu indah, berkorban itu nikmat. Maka jangan pernah menunggu, bergeraklah sekarang juga! [Qi]
Share on Google Plus

About PKS Kabupaten Magelang

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment