Ada Kaliurang di Magelang


Siapa tak tahu Kaliurang? Menyebut namanya sekita terbayang salah satu obyek wisata favorit di Jogja. Di zaman penjajahan, Kaliurang telah menjadi tempat peristirahatan favorit bagi nyonya dan meneer Belanda. Di Kaliurang juga termonumen salah satu peristiwa sejarah, di mana notulen Kaliurang lahir pada 13 Agustus 1948 dari hasil perundingan Indonesia dan Komisi Tiga Negara. Namun kali ini saya tidak akan mengabarkan Kaliurang itu, terlalu mainstream! Anti mainstreamnya adalah Kaliurang yang ada di Magelang. Ya, Magelang Jawa Tengah.

Kaliurang yang anti mainstream itu adalah nama salah satu desa di Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah. Sengaja saya perkenalkan komplit karena di beberapa kesempatan oleh beberapa reporter, lokasi yang berjarak sekitar 15 KM dari obyek wisata Kaliurang Yogyakarta ini, kerap diklaim berada di wilayah Yogyakarta. Ya, bahkan reporter stasiun televisi nasional yang kadang tidak paham betul lokasi peristiwa beritanya, he..he..

Kalau ada reporter, logikanya daerah ini penting atau menarik dong untuk dikabarkan. Apa menariknya? Ketika saya telusur di Wikipedia dengan kata kunci Kaliurang Srumbung hanya disebut sebagai sebuah desa di Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah. Itu saja, titik. Selanjutnya, saya telusur di mbah google dengan kata kunci yang sama. Ternyata lumayan terkenal, setidaknya beberapa kali nongol di website pemerintah daerah Kabupaten Magelang.

Dari penelusuran internet dan pengamatan langsung ke lokasi, saya coba merangkum mengapa Kaliurang yang bukan di Jogja ini juga penting dan menarik dikabarkan. Fakta-fakta yang sepertinya juga bakal diamini oleh para reporter ibu kota. Jika benar, secara fakta berarti saya tak kalah dong dengan reporter ibukota… Halah.

Pertama, Kaliurang yang bukan di Jogja ini berada di daerah kawasan rawan bencana (KRB) 3. Merupakan salah satu desa teratas yang berhadapan langsung dengan gunung merapi, masuk dalam radius 11 Km dari gunung merapi. Hal ini berarti, tiap kali pemerintah mengumumkan merapi berstatus SIAGA kontan warga Kaliurang wajib mengungsi. Sampai sini, tahu kan salah satu alasan para reporter ibu kota tertarik ke sini.

Kedua, karena berbatasan langsung dengan merapi, otomatis Kaliurang yang bukan di Jogja ini dilewati aliran sungai yang mengalir di dalamnya pasir dan batu merapi yang terkenal itu. Bahkan dua sungai sekaligus yang mengepung keberadaan Kaliurang. Seandainya dua sungai ini banjir maka berarti Kaliurang menjadi terisolir dari dunia luar. Lagi-lagi, ini akan menjadi makanan empuk para reporter ibukota, he..he.. Tapi, Alhamdulillah di dua sungai itu sudah dibangun jembatan yang konstruksinya dirancang untuk bisa mengatasi hal tersebut. Di barat desa ada Sungai Bebeng, di timurnya Sungai Krasak. Dua sungai itu di bawah menyatu dan namanya menjadi Sungai Krasak saja, yang alirannya melewati jembatan tempel di Jalan Raya Magelang Jogja.

Menurut petugas jaga retribusi desa yang tidak mau disebutkan namanya, pernah selepas erupsi merapi tahun 2010 setiap harinya ratusan truk mengangkut pasir dan batu kaliurang untuk dibawa ke Semarang. Bayangkan bila tiap truk ditarik retribusi sebesar Rp 10.000,00 berapa penghasilan dalam sehari, seminggu, sebulan, atau setahun?

Pantesan saja, jika Anda berkunjung ke Kaliurang yang bukan di Jogja ini akan menemui kompleks bangunan balai desa yang bisa dibilang megah. Bahkan, kantor kecamatan saja kalah jauh megahnya, pengakuan teman saya yang rumahnya dekat kantor kecamatan. Di kompleks balai desa itu terdapat gedung utama nan megah pemerintah desa, mushola, ruang pertemuan, gedung titik kumpul yang juga dimanfaatkan sebagai gedung olahraga, poliklinik desa, dan menara pandang yang digunakan sebagai pos pengamatan gunung merapi. Sekelas balai desa selengkap itu ya bisa dibilang, luar biasa!

Memangnya ada korelasi antara pasir dan megahnya bangunan? Ya iyalah. Secara ekonomi penghasilan tinggi akan berimbas pada peningkatan kemakmuran. Salah satu tanda kemakmuran itu adalah bangunan yang megah. Maka, malah aneh jika bangunan-bangunan di Kaliurang tak megah, he..he..

Ketiga, Kaliurang yang bukan di Jogja ini adalah pusat penghasil salak pondoh kualitas wahid. Hal ini didukung oleh perpaduan tanah yang selalu subur akibat erupsi merapi dan suhu yang tak terlalu panas juga tak terlalu dingin, tidak sedingin Kaliurang di Jogja. Salak pondoh Kaliurang  bentuknya besar-besar, warnanya kuning keemasan, dan tentu saja rasanya manis. Tidak hanya dipasarkan di dalam negeri, salak pondoh Kaliurang juga sudah sampai ke negeri Cina (diekspor).

Potensi inilah yang sepertinya menarik perhatian pemerintah. Karena MANISnya salak pondoh,  seperti pepatah “ada gula ada semut”, tercatat banyak pejabat pusat dan daerah pernah berkunjung ke Kaliurang yang bukan di Jogja ini, mulai bupati, gubernur, hingga menteri. Wujud perhatian pemerintah itu salah satunya adalah dibangunnya gedung Gapoktan (gabungan kelompok tani), yang megah pula. Gedung ini terutama digunakan sebagai tempat perlakuan salak praekspor.

Keempat, Kaliurang yang bukan di Jogja ini meski di gunung namun memiliki letak yang strategis. Desa dengan luas wilayah 618, 2 Ha ini, seperti yang tertera di papan informasi di balai desa, berada di daerah Kecamatan Srumbung yang berbatasan langsung dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Batas timur desa adalah wilayah Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Provinsi DIY. Melewati Kaliurang pulalah terhubung jalur alternatif penghubung Magelang – Jogja, 7 KM ke utara dari Jalan Raya Magelang Jogja. Bagi Anda yang pernah mengikuti Tour de Merapi pasti pernah melewati Desa ini.


Kelima, Kaliurang yang bukan di Jogja ini merupakan jalur favorit para pegowess. Jalan yang menanjak namun landai ditambah pemandangan kanan kiri jalan berupa pohon salak dengan buahnya yang lebat, siap memanjakan para pegowess. Namun, jika belum paham betul, bisa jadi anda tidak sadar telah melintasi desa Kaliurang. Pasalnya, baik dari jalur arah Magelang maupun Jogja tidak terdapat tugu selamat datang/ selamat jalan seperti di desa-desa umumnya.

Tapi jangan kuatir, berikut saya beri tips mengetahui jika Anda telah memasuki kawasan yang terdiri dari 5 dusun, 6 RW, dan 24 RT ini. Pastikan Anda berada di jalur alternatif penghubung Kecamatan Srumbung Magelang dan Kecamatan Turi Sleman DIY. Jika Anda melewati dua jembatan besar (jembatan lain di jalur ini tidak sebesar dua jembatan tersebut) berarti Anda telah melintasi Kaliurang. Artinya batas luar Kaliurang yang bukan di Jogja ini, baik dari arah Jogja maupun Magelang adalah jembatan: jembatan Sungai Bebeng di barat desa dan jembatan Sungai Krasak di timur desa.

Gimana, Kaliurang di Magelang tak kalah-kalah amat kan dengan Kaliurang yang ada di Jogja?
Share on Google Plus

About PKS Kabupaten Magelang

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment