Indahnya Tilawah


Oleh: Akhmad Kasban Syarqawi

Enam rukun iman semuanya bersifat gaib kecuali 2, yaitu Al-Quran dan Sosok Nabi Muhammad SAW. Maka gerbang utama memahami agama ini dari adalah dari 2 pintu tersebut, Al-Quran dan Al-Sunnah. Sehingga berinteraksi banyak dengan Al-Quran di Bulan Ramadhan sangat dianjurkan. Baik dengan mempelajari; tajwid, tahsin, tahfidz (menghafal), tadbiq (pengamalan) maupun tabligh (dakwah). Interaksi yang intens dengan Al-Quran merupakan rahmat Allah SWT yang membawa kebahagiaan.

Membaca Al-Quran dengan baik dan benar (tajwid & tahsin) menjadi tolok ukur kedekatan hamba dengan Allah SWT. Kedekatan ini nampak dari banyaknya ia tilawah al Quran. Hal ini merupakan salah satu bentuk komunikasi dengan-Nya. Siapa dicinta berarti ia banyak diajak bicara dengan-Nya. Siapa dibenci tandanya tidak diajak banyak bicara dengan-Nya. Siapa sangat dibenci maka tak disapa oleh-Nya. Analoginya jika seseorang memiliki sahabat karib niscaya ia akan berkomunikasi denganya sangat intens. Dan sebaliknya jika tidak terlalu dekat, maka tidak banyak terjadi komunikasi dengan baik, atau ada komunikasi namun membosankan. Padahal jika hati kita jernih maka tidak akan bosan tilawah Al-Quran.

Tilawah terasa khusyu` saat seorang hamba mampu merasakan tilawahnya seakan-akan di hadapan Nabi Muhammad SAW. Atau di hadapan malaikat Jibril dan atau lebih dasyat mampu merasakan tilawah di hadapan Allah SWT. Tatkala itu berubah sosok utrujjah yang semerbak baunya dan manis rasanya. Sebarkan bau dan rasa ke area yang lebih keluar dari lingkar diri, sampai puncak utrujjah dunia seperti Ubay bin Ka`ab dan Ibnu Mas`ud.

Dalam membaca al-Quran ada 2 istilah, yaitu qira`ah dan tartil. Qira'ah ialah membaca Al-Quran untuk difahami dan istimbath serta dijadikan pedoman prilaku sehari-hari (kajian ini dinamakan : tastwirul Quran). Ayat-ayat yang dibaca bisa berupa Qur`aniyah (al-Quran) maupun kauniyah (alam raya ini). Dari sini muncul istilah membaca situasi dan kondisi.

Tilawah harus dengan tartil berarti membaca dengan tajwid yang benar, tadabbur dan tamahhul (pelan-pelan). Lalu tartil ini terbagi 3 macam : 
1. Hadr : Baca dengan cepat, biasanya dilakukan oleh Huffadz untuk muroja`ah, tetap memperhatikan tajwidnya. 
2. Tadwir : Baca dengan sedang (antara hadr dan tahqiq). 
3. Tahqiq : Baca dengan pelan dalam rangka belajar atau mengajarkan Al-Quran.
Share on Google Plus

About PKS Kabupaten Magelang

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment