Kita dan Pendidikan


Setiap bulan Mei, tepatnya tanggal 2, kita di Indonesia memperingati sebuah hari besar Nasional. Yap, apalagi kalau bukan Hari Pendidikan Nasional. Yang mana sebagai bentuk peringatannya, semua sekolah dari SD hingga SMA diharuskan untuk melaksanakan upacara bendera di hari tersebut. Namun sejatinya kita dituntut untuk memaknai lebih dari sekadar upacara di bawah teriknya sang mentari.

Tanpa kita sadari, kita dihadapkan pada masyarakat yang masih menilai keberhasilan sebuah pendidikan dari seberapa besar nilai yang tertera di atas ijazah. Kita berada di tengah masyarakat yang mempunyai patokan nilai rendah itu jelek dan nilai tinggi itu bagus. Sayangnya, pemahaman pada materi diabaikan begitu saja. Apalagi tentang karakter dan akhlak, masih minim perhatian.

Koruptor ada di segala lapisan. Praktek nepotisme menjamur di semua kalangan. Orang yang bertanggung jawab semakin susah ditemukan. Tindak kriminal menjadi hal yang dianggap wajar. Hukum juga semakin susah ditegakkan. Semua hal itu sangat erat kaitannya dengan sistem pendidikan bangsa ini.

Berbicara tentang pendidikan bukanlah melulu tentang nilai diatas 90. Membahas pendidikan juga tak selalu berputar pada masalah diterima atau tidak di sebuah universitas negeri. Mengulas pendidikan tak selamanya hanya pada diterima atau gagalnya dalam seleksi penerimaan pegawai negeri sipil.

Jauh di negara-negara maju sana, ketika tema pendidikan hangat dibicarakan mereka telah membahas bagaimana caranya agar dari sistem pendidikan yang mereka gagas terlahir manusia-manusia dengan karakter kuat yang kelak bisa bersaing di kancah internasional.

Dan kita semua tahu, bahwa mata air karakter dan akhlak terbaik adalah Al-Qur'an. Maka tak heran jika ada Islam di negara - negara non-Muslim. Sedangkan di sini, di Indonesia, hanya ada Muslim dengan pengamalan ajaran Islam yang minim. Di sini, ternyata nilai - nilai Islam mulai luntur, hingga akhirnya Muslim tinggallah gelar semata.

Memperbaiki pendidikan bangsa adalah PR bagi kita semua yang mengaku berwarga negara Indonesia. Langkah ini memang tak mudah. Tapi harapan masih ada selama kita kembali pada Al-Islam. [Qi]

gambar: kompasiana.com
Share on Google Plus

About PKS Kabupaten Magelang

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment