Apakah Anda menyukai tantangan? rafting? freefall? menangkap ular
berbisa? berdekatan dengan binatang buas? memadamkan kebakaran?
menanggulangi bencana alam? Aha…, rasakan adrenalinnya!. Menggelenjar!
Hidup ini membosankan tanpa tantangan, kawan! Mari menantang badai!
Badai di Segitiga Bermuda menenggelamkan banyak kapal, telah banyak
cerita mengenai itu. Badai di Selat Sumatera diperburuk oleh ancaman
bajak laut. Tetapi yang terberat adalah badai di Laut Arafuru, yang
dengan ganas menghantam lambung Kapal Phinisi sampai berderak-derak,
demi mempersiapkannya mengarungi lautan dunia. Makin ganas badainya
makin tangguh nakhodanya. Pada akhirnya pemahaman kebaharian
menyimpulkan: “Badai yang dahsyat akan menghasilkan pelaut yang ulung,
tangkas dan trengginas!”
Percayakah Anda dengan taklimat itu? Jika, ya, katakan : “O….yeee!”
Dan badai yang dihadapi Kader PKS sekarang ini sungguh unik, yaitu badai
hujatan, cemoohan, hinaan dan caci-maki. Sejak awal para sesepuh PKS
sudah menggariskan prinsip dasar hidup bermasyarakat adalah
akhlakul-karimah. Jangan lawan api dengan api, jangan lawan caci-maki
dengan caci-maki. Tetapi tunjukkanlah kepiawaian Kader PKS yang telah
dibekali semangat ukhuwah. Hanyalah sabar senjata pelindung diri; sabar,
dengarkan, berikan penjelasan, sabar lagi, dengarkan lagi….., pokoknya
harmoni! Tak ada badai yang tak berakhir, tak ada caci-maki yang tak
berujung. Jangan terpedaya godaan hawa nafsu.
Inilah tantangannya: Melawan api dengan air, air, air…..
Inilah tantangannya: Melawan api dengan air, air, air…..
Anda berani mengambil tantangan ini?
Kapal besar PKS ini berangkat dari pelabuhan hati, dipersatukan oleh
kesamaan aspirasi, menuju tujuan yang pasti. Sebagai partai kader, ia
dikuatkan oleh keyakinan kader-kadernya. Keyakinan utuk ikut mewarnai
kehidupan berbangsa di negeri tercinta ini. Nomor 3 di DPR, itulah
tujuannya. Kapal ini dipersiapkan untuk menempuh gelombang. Gelombang
terbesar bukanlah caci-maki atau hujatan-hujatan ini, melainkan godaan
hawa nafsu untuk tetap setia pada cita-citanya, jika nomor 3 itu
tercapai. Itulah perjuangan sebenarnya.
Anda mau ikut? Silakan! Tidak pun, tidak apa-apa. Jadilah penonton yang baik. Perhatikan sepak-terjang kami dari jauh!
Soal penegakan hukum, Kader PKS adalah warganegara yang patuh hukum.
Proses hukum adalah satu-satunya jalan untuk meraih keadilan. Bukan
hanya bagi kader PKS, tetapi seluruh elemen bangsa ini. Betapa
sia-sianya kita memiliki negara ini jika hukum-nya tidak tegak. Adapun
protes yang dilakukan Kader PKS belum lama ini adalah usaha membela diri
dari kemungkinan salah prosedur. Selanjutnya PKS menyerahkannya kepada
proses hukum.
Mengenai moral sebagai landasan perjuangan, hanyalah dengan moral yang
baik kita dapat mencapai kehidupan madani yang diberkati Tuhan YMK.
Segala usaha kita harus dilandasi niat baik, cita-cita moral yang baik.
Dalam menjaga kekuatan moral itu, kita percaya bahwa ibadah adalah
perwujudannya. Bukan hanya untuk Agama Islam, tetapi semua agama.
Tekunilah ibadah! Kalau soal paham garis keras, tak ada tempatnya di
PKS. Kami adalah Nasionalis sejati, tunduk kepada Pancasila dan UUD 45.
Anis Matta dan Fahri Hamzah itu tidak pernah memakai sorban atau
memelihara jenggot. Entah kalau sudah tua nanti. Orangtua biasanya
memiliki persepsi sendiri tentang hidup yang telah dilaluinya dan yang
akan dihadapinya.
Tentang kekayaan dan harta benda. Tak ada larangan bagi kader PKS untuk
menjadi kaya, yang penting halal. Hampir seluruh kader Utama PKS itu
sudah kaya dari sono-nya. Ada yang jadi pengusaha, peternak, penulis
buku, pengajar dsb. Bagaimnana pula seseorang bisa menjadi Ketua partai
jika ia fakir miskin, menghidupi anak-isterinya pun sulit? Bagaimana ia
bisa berbakti bagi bangsanya?
Tentang urusan daging sapi itu, tak ada hubungannya dengan PKS.
Pengetatan impor, pengaturan kuota, rencana swasembada daging dan
sebagainya itu, adalah program kerja Kabinet Indonesia Bersatu Jilid-2.
Menteri Pertanian memang berasal dari PKS, tetapi beliau adalah bawahan
langsung Presiden SBY. Sebagai pembantu presiden, maka segala
kebijakannya, kegagalannya dan keberhasilannya, sepenuhnya
bertanggungjawab kepada Presiden SBY.
Begitu pun, kebanyakan orang tak peduli. Selalu saja PKS
disalah-salahkan. Tetapi tidak apa-apa, Kader PKS akan terus bersabar.
Memahami semua ini sebagai bagian dari proses pendewasaan kita
berdemokrasi. Persiapan menghadapi cobaan berat: No 3 di Pemilu 2014.
Hay, hay, hay…, bukankah ini tantangan? Siapa berani mengambil bagian?
“Satu Hati Bersama PKS, Ooo….., yeee!”
(kompasiana)
0 comments:
Post a Comment