Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sama dengan Bantuan
Langsung Tunai (BLT) merupakan strategi yang diluncurkan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) jelang Pemilu 2009.
Politikus Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Rieke Diah Pitaloka mengatakan
strategi pencitraan itu merupakan cara lama untuk memberikan kompensasi
atas kebijakan pemerintah dalam menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
bersubsidi.
"Mengenai BLSM. Bagi saya, ini tak ada bedanya dengan
strategi BLT yang diluncurkan SBY menjelang Pemilu 2009," kata Rieke
kepada Sindonews melalui pesan singkatnya, Kamis (6/6/2013).
Menurutnya,
cara itu sudah terbukti tidak menyelesaikan persoalan kemiskinan di
negeri ini. "Apalagi, ternyata sumber dananya dari utang luar negeri.
Justru program ini jelas malah memiskinkan rakyat," ujarnya.
Rieke
menambahkan, bunga utang yang harus dibayar akibat strategi yang tidak
membawa perubahan lebih baik itu, sekira Rp113 triliun pertahun. Jadi,
lanjut Rieke , untuk membayar utang itu pemerintahan SBY tidak mengambil
dari uang pemerintahannya, tetapi dari Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN).
"Bukan uang pemerintahan SBY, indikasi 'bancakan
APBN' untuk kepentingan pemenangan pileg (pemilihan legislatif) dan
pilpres (pemilihan presiden) sangat kuat dalam pembahasan-pembahasan
anggaran yang sekarang sedang berlangsung di DPR," tukasnya. (sindonews.com)
0 comments:
Post a Comment