KPK tak datang lagi...Abraham dkk entah dimana, surat
tertanda orang lain..tertutup cap/Sadono.
Dulu ketika ia tak datang dia menandatangani surat keberatan
persis sesaat menjelang Rapat Pen
gawasan Timwas.
Tgl 21 Mei tak datang surat DPR tgl 17 mei dijawab 20 malam.
Tgl 29 tak datang, surat DPR 22 mei dijawab 28 mei malam.
Alasan keketakhadiran pertama karena tdk sepakat adanya
pihak lain. (Harusnya hadir sampaikan keberatan).
Diakomodir untuk diundang sendiri sekarang tak datang
beralasan bahwa KPK tidak bisa menjelaskan substansi perkara.
Padahal harusnya datang dong...kan saya pernah memimpin
rapat cross examination berkali2 di kantor KPK dan Jaksa agung.
Kalau KPK minta tertutup kan kita bicarakan mana bagian
tertutup. Ada etikanya bukan seperti memanggil wanita2 itu.
Cara KPK memperlakukan DPR ini sdh seperti KPK yang
merupakan lembaga pengawasan. Padahal lambang KPK tak ada di kartu suara.
Sekarang kalau KPK gak mau diawasi, trus siapa yang mengawasi
lembaga yg memiliki diskresi luar biasa ini?
Dari Timwas tadi saya berjalan ke komisi 3, keluhannya sama.
KPK sdh berkali2 diundang tak ada waktu.
Dan para anggota khawatir menggunakan hak menyetujui
anggaran ekaekutif. Sebab bisa kenal "delik menggiring".
Sudah puluhan anggota DPR dipanggil gara2 ikut membahas
anggaran padahal itu pekerjaan konstitusional anggota.
Tak ada yg berani melawan karena KPK menikmati pujian
"hebat bisa manggil siapa aja, gile sakti KPK!".
Kalau adu kuat2an gini...KPK tak mungkin menang sebab
pilihan rakyat yg mandatnya kuat ya DPR.
DPR ini lemah karena moral anggota-nya banyak yang rontok
bukan karena lembaganya lemah.
Sebaliknya, dengan pujian 10 tahun ini tanpa kritik KPK yang
superbody semakin merajalela. Pimpinannya maen gila.
Hampir 5 tahun kasus CENTURY ini sudah. Dipimpong kiri kanan
dan mondar mandir ke luar negeri. Hasilnya apa?
Tadi, mahasiswa marah dan meminta DPR "menyeret"
KPK. Mereka dari BEM seluruh Indonesia (BEM SI).
Tak ketinggalan para waria dari AWAK....mereka menantang mau
pindah dari taman lawang ke gedung KPK.
Tentu ini semua karena publik tak mungkin lupa...kasus ini
terlalu besar untuk dilupakan.
Pekan depan KPK dipanggil lagi. Surat segera dilayangkan
dengan nada kecewa dan tanda tanya, "apa yg terjadi?".
Pekang depan kami undang lagi dan kami undang semuanya. Mari
tonton laku KPK di century. End. (emks)
0 comments:
Post a Comment