Kader PKS Menyerang?


  


Oleh : Andri 24id

Opini terus bergulir dan membentuk penilaian bahwa kader PKS menyerang proses hukum yang dijalankan KPK. Selanjutnya digiring juga opini bahwa PKS tidak mendukung pemberantasan korupsi di negeri ini. Selanjutnya sudah siap dietape berikutnya yang menjustifikasi untuk membuat PKS layak dibubarkan.

Sedemikian cepat itu terjadi kepada PKS, seolah-olah PKS melakukan dosa terbesar dalam negeri ini, didalam praktek demokrasi negeri ini. ICW yang diakhir tahun 2012 melansir laporan tentang partai terkorup, saja langsung mengklaim PKS harus dibubarkan. Padahal dalam laporan akhir tahunnya itu nyata benar; tidak disebut PKS disana.

Justru yang ada dalam laporan ICW itu dalam 3 besar partai terkorup adalah Partai Golkar, Partai Demokrat, dan diperingkat ketiga PDIP dan PAN. Ketika sudah terbukti korupsinya, maka segambreng partai inilah yang lebih terindikasi Tindak Pidana Pencucian Uang. Jadi ICW saja sampai berani membuat klaim diatas pijakan hukum yang lebih rapuh dari berkas laporan tahunannya. Padahal laporan tahunan itu akan memiliki aspek hukum dan pengamatan yang lebih strategis bagi pemberantasan korupsi di Indonesia.

Sebenarnya sejak LHI diserahkan dengan begitu saja, tanpa perlwanan sedikitpun dari PKS, itu sudah menunjukkan sikap yang jelas berbeda dengan perilaku partai lain. Sebuah niat baik mendukung KPK memberantas korupsi. Sikap kehati-hatian para petinggi PKS soal sebuah kesalahan. Karena dalam prinsip seorang manusia yang menghamba, merasa salah itu lebih baik dari pada merasa benar.

Sayangnya, kemudian ditengah kesungguhan PKS melalui proses hukum; ternyata ada pihak-pihak yang menjustifikasi tanpa fakta hukum sampai sekedar memberikan opini dan cuma mengeluarkan kata-kata sumpah serapah yang tidak sehat. Saya pikir ini tidak mendukung proses hukum itu sendiri. Apakah dengan demikian proses hukum berjalan lebih cepat dan lebih adil. 

Atau apakah kemudian dengan opini yang menjurus kepada perusakan karakter sampai mengarah kepada perusakan tata bernegara yang sejauh ini kita jaga sebagai NKRI, harus jadi korban. Apakah dengan debat kusir saling menghujat dan menghakimi sepihak itu artinya menegakkan keadilan dan melahirkan ketentraman. Padahal prisipnya; dimana hukum ditegakkan maka ketenangan akan terasa di sana. 

Saya melihat; sebenarnya kader PKS bukan menyerang proses hukum dan lawan politik. Tapi menangkis opini yang liar dan cuma merusak. Ya itu juga dalam rangka melatih cara berkomunikasi saja. Toh mereka yang cuma mencelapun bagian dari masyarakat Indonesia yang harus disejahterakan.

Jadi, buat para kader PKS; terimalah ini dengan lapang dada. Jangan sedikitpun terpancing emosi. Karena anda tengah naik kelas, dari kelas penyeru kepada kelas pekerja. Dari tingkatan berkata-kata, berargumen dan berwacana; kepada tingkatan pekerja yang merubah realita menjadi fakta baru tentang kebaikan yang hakiki.

Berikan samudera terluas dalam dada anda untuk melarung segala umpatan dan cacian serta segala niat busuk dalam diri mereka. Untuk kemudian memberikan sikap terbaik yang mungkin kita berikan. Bukankah anda sudah terus dilatih dalam segala derita melalui kegiatan pelatihan lapangan, ataupun di lapangan pengabdian yang sesungguhnya.

Sungguh ini adalah kesempatan anda untuk menunjukkan AKSI. Sebagai refleksi dari VISI dan KAPABILITAS yang sejauh ini terus digemblengkan dalam sistem pengkaderan partai anda. Sejuta kisah heroik bisa anda terjemhkan hari ini menjadi kerja anda. Sekali lagi bukan untuk menyerang, tapi untuk menempatkan segala sesuatu pada proporsi yang benar. Bukan untuk membenarkan partai anda sendiri. Tapi untuk menegakkan keadilan yang benar-benar menenangkan.

Sumber : politik.kompasiana.com
Share on Google Plus

About PKS Kabupaten Magelang

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment