Dana PKS, dari Kantongku Sendiri
Oleh : Nasrullah Mu
Ini hanyalah pengalaman pribadi sejak kebersamaan saya bersama PKS. Saya
ingin buka-bukaan soal pendanaan PKS. Saya hanya ketua rating PKS
disebuah desa di Bogor sejak 1999-sekarang. Saya enjoy di ranting karena
langsung bergaul dengan masyarakat.
1999
Darimana dana operasional menghadapi pemilu 1999 di ranting kami. Ya…
dari kantong pribadi, dari penghasilan yang saya sisihkan dari peluh
keringat sehari-hari. Saya harus menyisikan uang dari sisa belanja
keluarga, dari sisa uang kuliah saya. Saat itu saya masih kuliah.
Kaos, bendera, stiker dan pamflet kami beli sendiri. Setiap pulang dan
berangkat kerja saya berkeliling kampung untuk memasang stiker dan
pamflet. Setiap hari libur saya mengetuk setiap rumah untuk
memperkenalkan PK. Semua tidak ada yang mendanai, semua dari kantong
sendiri.
Hingga akhirnya, saat istri melahirkan sudah tidak ada uang untuk persalinan. Akhirnya, anakku lahir di dukun beranak kampung.
2004
Sama saja, setiap gajian aku sisihkan untuk membeli kaos, bendera,
pamlet, mencopy brosur. Hasil menyisihkan gaji, aku bisa membeli 200
kaos untuk disebar dikampug ku. Membeli sekitar 50 bendera, Membeli 3
rim pamlet, dan menggerakan masyarakat untuk memasang pamflet dan
bendera.
Dari mana dana semua itu, ya… dari kantong sendiri. Aku menyisihkan THR
dan Bonus tahunan dari pekerjaan ku. Disamping mengeluarkan dana untuk
operasional partai. Saya pun mengeluarkan iuran bulanan ke PKS.
Jadi, disamping membiayai operasional partai, saya pun membayar iuran bulanan ke PKS
2009
Aku dipercaya untuk menjadi koordinator wilayah beberapa kecamatan.
Namun sama sekali tidak ada uang kasnya. Lagi dari bonus tahunanku, aku
membiayai operasionalnya, bahkan ada caleg PKS yang meminjam uang untuk
operasional mereka.
2013
Saat pilkada Jabar untuk mensukseskan kang Aher, aku harus membongkar
tabunganku sendiri untuk membiayai operasional sosialisasi dan sebagian
pembiayaan saksi-saksi di desaku..
Tidak itu saja, aku pun membayar iuran bulanan ke PKS juga.
Kalau membandingkan dengan partai-partai lain, mereka yang aktif di
partai. Ada yang diberi kendaraan operasioanl dan diberi dana
operasional. Namun tidak di PKS, dari kantongkulah menopang operasional
partai.
Sejak tahun 1999 hingga sekaran, aku hanya mendapatkan 2 kaos, satu baju dan satu celana dari PKS.
Mengapa aku tetap bertahan, mengapa aku terus berjuang bersama PKS,
mengapa aku terus membela jamaah ini…. Tidak ada kata lain…… Karena
partai ini adalah partai Dakwah….
Itu saja alasannya…. Partai Dakwah…. Yang aku harapkan hanya ridha Allah…
Karena dipartai inilah, aku bertemu dengan istri yang shalihah,
lingkungan yang sholeh, pendidikan anak yang shaleh…. Alasan itulah
mengapa saya tetap bersama PKS..
Wahai masyarakat Indonesia… saksikanlah bahwa Dana PKS berasal dari kantong kadernya sendiri…
Sumber : politik.kompasiana.com
0 comments:
Post a Comment