JAKARTA--Nama Darin Mumtazah
mencuat dalam sepekan ini. Siswi Kelas III satu Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, dikaitkan dengan
mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq, yang
menjadi tersangka kasus dugaan suap dan pencucian uang.
Berdasarkan penelusuran TRIBUNnews.com, rekening banknya pernah menerima dana sebesar Rp 10 juta diduga dari Luthfi.
Pengakuan tersebut dikemukakan Darin, siswa yang baru saja mengikuti
Ujian Nasional sebagai tahun terakhir di SMK, kepada pihak sekolah.
Darin mengaku rekeningnya menerima dana Rp 10 juta dari Luthfi.
"Setelah orang-orang dari KPK
datang ke sini (SMK), besoknya Darin datang ke sini. Saya tanya, ada
masalah apa kamu dengan KPK? Katanya, 'Bu, ini masalahnya ada pekerjaan
antara bapak dengan Pak Luthfi yang di TV itu. Nah, waktu pembayaran
pekerjaan itu, rekening bapak bermasalah. Jadi, bapak pakai rekening
saya," kata Dewi, Wakil Kepala SMK yang terletak di kawasan Kebon Nanas, Jakarta Timur, Rabu (22/5).
Dewi meminta nama sekolahnya tidak dipublikasikan, karena
dikhawatirkan berdampak buruk terhadap siswa-siswi dan guru. "Lalu, saya
tanya lagi. Memang Pak Luthfi ngirim uang berapa. Dia jawab, 'Cuma Rp
10 juta," kata Dewi.
Dewi menceritakan, Darin merupakan siswi kelas XII atau kelas III
SMK. Dia mengambil jurusan multimedia. Namun, perempuan kelahiran
Bondowoso, 29 Maret 1994 itu tak datang lagi ke sekolah setelah bertemu
dengannya tiga hari setelah Ujian Nasional (UN), tepatnya 21 April 2013.
"Terkahir di sekolah saat ujian nasional hari terakhir, 18 April. Darin bertemu dengan saya setelah itu, setelah orang dari KPK datang ke sini," kata Dewi.
20 April lalau, berselang dua hari Darin mengikuti Ujian Nasional,
sejumlah petugas dengan mengenakan identitas dan membawa surat tugas
dari KPK mendatangi
sekolah tersebut untuk mencari Darin. Namun, pihak sekolah tak banyak
membantu karena memang tidak mengetahui keberadaan perempuan keturunan
Arab tersebut.
"Kami baru tahu setelah ramai ada kasus belakangan. Karena petugas KPK
datang pas dua hari setelah ujian, tapi enggak ada keberadaan dia.
Besoknya, baru si Darin datang ke sini dan ketemu sama saya," papar
Dewi.
Dalam pertemuan empat mata itu, Darin mengutarakan sejumlah hal terkait dirinya yang dicari-cari pihak KPK.
"Lalu, saya panggil si Darin. ada urusan apa sama KPK sampai kamu dipanggil ke kantor KPK. Dia bilang, katanya orang KPK
itu datang karena bapak saya. Ke saya, si Darin mengakunya enggak
begitu kenal sama Pak Luthfi Hasan itu. Saya tanya lagi, kenapa sampai
nyari-nyari kamu dan kata orang KPK-nya sudah sampaikan surat panggilan
ke rumah, tapi enggak datang. Setelah itu, dia baru cerita soal
rekeningnya yang dipakai sama bapaknya," terangnya.
Kepada Dewi, Darin mengakui menerima panggilan dari KPK
untuk pemeriksaan sebagai saksi pada 12 April 2013. Dia mengaku enggan
datang karena masih bingung dan perlu minta pendapat dengan kedua
orangtuanya, Ny Fidar alias Umi, dan Ziad Baladzam.
Masih menurut keterangan Dewi, Darin sebenarnya bersedia datang,
memenuhi panggilan penyidik KPK. "Saya juga enggak enak lah digosipin
macam-macam sama Pak Luthfi," kata Darin ditirukan Dewi.
Katanya, tambah Dewi, 'Bu, saya mau ngobrol-ngobrol dulu sama
orangtua, kan saya punya hak'. Saya bilang, ya sudah, selesaikan yah.
Tapi, saya enggak tahu kenapa dia sampai dua kali dipanggil KPK enggak datang."
Di hadapan Dewi, Darin sampai bersumpah demi Tuhan, dirinya tidak mempunyai hubungan khusus dengan Luthfi.
"Dia sumpah ke saya, enggak ada hubungan apa-apa dengan Pak Luthfi.
Katanya baru kenal dan belum lama. Dan kenalnya juga karena terkait
keperluan bapaknya," imbuhnya.
Hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari KPK.
Sumber : tribunnews.com
0 comments:
Post a Comment