Melalui sejarah Islam yang ada, kita dapat mengetahui bersama bahwa ada banyak reaksi yang bermunculan ketika ajaran Islam mulai datang. Reaksi yang paling pertama terjadi adalah penolakan dan pembangkangan. Sejarah juga mencatat bahwa tindakan ini justru muncul dari sebagian kalangan pembesar dan penguasa. Terutama mereka yang mengaku-aku bahwa dirinya adalah tuhan. Ajaibnya, kebanyakan orang yang lemah nan dihinakan justru menyambut Islam dengan antusiasme tinggi dan mendekap hangat setiap ajarannya. Lantas apa penyebabnya?
Hakikat Islam adalah mengalihkan ketundukan manusia kepada kekuasaan sesama manusia. Islam menuntun agar kita hanya tunduk kepada kekuasaan Allah semata. Di waktu yang sama, hakikat Islam juga membebaskan manusia dari penindasan yang dilakukan oleh sesama manusia. Itulah mengapa banyak kaum fakir miskin merasa terayomi ketika Islam mulai datang menyapa. Islam membuat mereka merasa dihargai sebagai manusia. Dengan penuh kegembiraan serta hati yang lapang, mereka berbondong-bondong dalam menyambut ajaran Islam.
Namun di sisi lain, tak dapat kita sangkal bahwa sebagian para pembesar justru menjadi pemberontak yang paling santer. Dengan lantang mereka menyerukan penolakan besar-besaran. Hal ini dilakukan tak lain dan tak bukan karena komplotan ini sangat khawatir. Rasa khawatir ini lahir dari kumparan bayangan bahwa Islam akan menumpas segala kekuasaan dan kekuatan yang dimilikinya.
Islam mengajarkan bahwa sumber kekuatan dan kekuasaan hanya ada pada Allah SWT. Sekuat dan sehebat apapun manusia, ia hanyalah makhluq yang pasti terbatas dan akan binasa. Islam tidak mengajarkan ummatnya untuk tunduk pada suatu kekuasaan dan kekuatan kecuali hanya kepada Allah SWT. Maka sudah seharusnya bahwa penghambaan kita hanyalah untuk Allah saja. Namun perasaan ini hanya akan lahir dan dapat kita pahami ketika iman kita kepada Allah semakin kokoh. Semakin kuat iman kita, semakin sering pula perasaan ini terdetik di dalam sanubari.
Apa kabar iman kita hari ini?
Adakah ia telah mengantarkan kita pada penghambaan sepenuhnya kepada Allah? [Qi]
0 comments:
Post a Comment