Waspadai Penyakit Sekolahisme

image : rahmatnawisiregar

Apakah ketika mendengar kata "pendidikan", Anda langsung membayangkan "sekolah"? Jika ya, waspadalah bisa jadi Anda mengidap penyakit "sekolahisme". Demikian diterangkan peneliti di Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), Adian Husaini pada Sabtu (7/9) kemarin di Jakarta.

"Karena penyakit sekolahisme ini, kata pendidikan dikecilkan artinya menjadi sekolah. Sekolah dikecilkan lagi menjadi sekolah formal. Sekolah formal dikecilkan lagi sebatas ujian-ujian. Ujian pun direduksi lagi sebatas ujian nasional," papar Adian yang juga Ketua Program Magister dan Doktor Pendidikan Islam Universitas Ibnu Khaldun Bogor.

"Salah-salah (nanti dari sekolahisme) jadi UN-isme," ujar Adian berseloroh.

Menurut Adian, sekolahisme itu berbahaya, karena bisa melawan Rasulullah SAW.

"Kata Rasul, menuntut ilmu wajib dari buaian hingga liang lahat," seraya menerangkan keutamaan-keutamaan menuntu ilmu dan kenyataan betapa seringnya masyarakat terjebak pada frame jenjang pendidikan formal.

"Banyak orang merasa, kalau sudah lulus kuliah, maka dia tidak wajib cari ilmu. Tapi tinggal cari duit. Akhirnya banyak terbuang potensinya," lanjut Adian.

Salah kaprah
 
Adian juga mengkritik adanya salah kaprah dalam memahami pepatah "Mendidik waktu kecil, laksana mengukir di atas kayu. Mendidik pada waktu dewasa, laksana mengukir di atas air."

Termasuk juga salah kaprah dalam memahami Teori Golden Age, bahwa waktu terbaik mencerap ilmu ialah usia 7-12 tahun.

"Padahal Rasulullah jadi rasul pada usia 40 tahun. Dan banyak para sahabat belajar Islam pada usia 50 tahun," tandas Adian.

"Akhirnya orang tidak mengaji, gara-gara (terdera) sekolahisme," pungkas Adian.

(Sumber :  islamedia.web.id)
Share on Google Plus

About PKS Kabupaten Magelang

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment