Penolakan
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh Fraksi Partai Keadilan
Sejahtera (PKS), mendapat kecaman dari kader-kader Partai Demokrat.
Fraksi Partai Demokrat melalui ketuanya, Nurhayati Assegaf beberapa hari
lalu menuding PKS telah memainkan politik dua kaki sekaligus untuk
mengalihkan isu dari kasus impor daging sapi yang melibatkankan mantan
presiden PKS, Lutfi Hasan Ishaaq.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid justru mempertanyakan balik siapa sebenarnya yang melakukan pengalihan isu itu. Justru, katanya, mereka yang memojokkan dengan tuduhan-tuduhan yang tidak profesional.
"Jadi, ingin
saya tegaskan bahwa tuduh-menuduh itu bukan hal yang harus diseriusi.
Bisa dikatakan sebaliknya, mereka yang memperbesar masalah BBM menjadi
isu sapi, sebenarnya yang ingin mengalihkan isu dari kekhawatiran publik
terkait kenaikan BBM menjadi sesuatu yang lain sehingga orang tidak
bisa mengkritisi tentang masalah kenaikan BBM," kata Hidayat ketika
ditemui Nabawia. com, di Masjid Arif Rahman Hakim, Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Jumat (7/6).
Selain
PKS, partai koalisi yang menolak kenaikan BBM yaitu Partai Persatuan
Pembangunan (PPP). Namun, anehnya, kenapa PKS yang hanya dikritisi
publik. Melihat hal ini, Hidayat berkata, "Mungkin maknanya PKS, partai
yang begitu seksi. Ketika disebut layak kutip, atau kalau ngomong PKS
masuk ke koran masuk ke teve. Mungkin mereka ingin menunggak popularitas
dengan mengkritisi PKS. Ya monggo-monggo saja. Kita bersyukur saja bila
ada yang populer karena mengkritisi PKS," ucapnya sebelum masuk ke
mobil. (pm)
0 comments:
Post a Comment