Ada yg bertanya kenapa kendaraan2 dinas PKS atas nama perorangan, bukan partai? Hmm.. Baiklah saya perjelas agar ceto welo-welo.
Kami ini bukan lembaga negara yg dibiayai APBN/APBD shg tdk
boleh ada aset lembaga yg diatasnamakan perseorangan.
Kami juga bukan perusahaan yg semua aset bergerak dan tidak
bergeraknya hrs tercatat dalam neraca dan laporan keuangan.
Karena semua aset perusahaan dibiayai oleh penghasilan
usahanya. UU Parpol bahkan larang memiliki perusahaan.
Kami juga bukan Yayasan, sbg badan hukum yg skrg ini menjadi
wajib pajak. Krn banyak yayasan profit-oriented.
Maka aset Yayasan hrs atas nama lembaganya, bukan
perseorangan krn sbg wajib pajak harus laporkan kekayaannya.
Kami juga bukan Ormas atau LSM, yg saat ini tidak diatur UU
khusus shg tidak ada regulasi ttg sumber dana dan kekayaannya.
Sejumlah Ormas dan LSM yg didanai dari luar negeri sering
dipersoalkan keabsahan dan transparansi pendanaannya.
Tapi kami adalah parpol yg diatur dalam UU tersendiri. Ada
regulasi ttg sumberdana dan laporan keuangannya secara periodik.
Aset mobil (dinas) PKS diatasnamakan perorangan krn mengacu
kepada kategorisasi kelembagaan tsb. Meski bisa saja an partai.
Hindari pajak? Tentu tidak. Karena partai dalam UU bukan
wajib pajak.
Hindari laporan harta kekayaan? Pasti tidak. Karena UU tdk
meminta partai laporkan kekayaan. Tapi hanya keuangannya.
Kendaraan (dinas) PKS bayar pajak? Pasti. Semua punya BPKB
dan STNK. Tidak ada yg mangkir pajak kendaraan.
Hindari pajak progresif? Tentu tidak. Karena ketentuan itu
baru bbrp tahun, smntr kami punya kendaraan sejak 1999 bahkan jg sblmnya.
Kalau ada pengatasnamaan untuk lebih dari 1 kendaraan, ia
pasti kena ketentuan pajak progresif.
Beberapa kendaraan yg berasal dari wakaf/hibah kader masih
gunakan nama pemilik asalnya.
Ada alasan lain? Ya pasti. Mobilitas fungsi kendaraan PKS
tinggi. Dlm riwayatnya sebagian dihibahkan ke wilayah & derah yg butuhkan
Shg atas nama perorangan lebih mudahkan proses mutasi. Sbg
contoh batuan mutasi bbrp kendaraan tuk NAD paska Tsunami.
Sebagian kendaraan juga dialihkan kepada kader2 tertentu yg
mobilitas dakwahnya tinggi tp tak punya kendaraan.
Tapi ada alasan yg lebih mendasar. Sbg badan hukum, parpol
bisa bergantinama jika tak penuhi aturan Electoral Treshold.
Andai itu terjadi, maka semua aset atas nama partai akan
ikut hilang legalitasnya. Harus balik nama sesuai nama baru partai.
Kok atas nama sopir? Baiklah saya memang harus terus lakukan
#taaruf agar makin jelas
dan terbuka.
Mungkin saja ada aset kami atas nama orang2 yg skrg bertugas
sbg sopir, satpam, kasir atau sekjen DPP.
Kami ini jamaah dakwah yg memandang dan perlakukan orang
bukan dari posisi pekerjaannya. Sopir bisa lbh bertakwa dari pimpinan.
Secara organisasi, mereka punya kedudukan, hak dan kewajiban
yang sama dengan yang lainnya. Mau OB atau Presiden. Sama.
Bahkan secara jenjang keanggotaan, ada sopir DPP yg lebih
tinggi dari seorang Wasekjen misalnya.
Di zaman nabi, Bilal seorang pria berkulit hitam asal budak.
Miskin dan lemah pendidikan. Tapi dlm Islam ia dimuliakan.
Jadi keliru membuat "kasta" di PKS berdasarkan
posisi dan jenis pekerjaan.
Semua staf yg ditugaskan membantu unsur2 pimpinan di PKS
adalah mereka yg teruji komitmen organisasinya. Sopir diantaranya.
Jika anda datangi rumah seorang sopir PKS, bisa jadi hanya
tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil. Tapi kok ada mobil atas namanya?
Baginya, mobil itu bukan harta kekayaannya. Tapi salah satu
amanah dakwah yg dipercayakan kepadanya.
Sebagaimana dirinya yg siap ditugaskan sebagai da'i dan juga
sopir seorang pimpinan/qiyadah dakwahnya.
Tahun 1999-2004 ada seorang kader yang setia menyopiri
seorang ustadz di Cirebon. Skrg beliau menjabat Ketua DPD.
Jadi kosakata "sopir" bagi kami dan anda, sangat
mungkin akan sangat berbeda. Kami menyebut kosakata itu tanpa ke-nyinyir-an.
Dulu kami punya Presiden partai yg sblmnya seorang PNS dan
tidak punya latar sbg aktivis organisasi apalagi politik.
Berikutnya beliau pernah jadi menteri dan sekarang menjabat
walikota. Biasa saja bagi kami.
Semoga para aktivis dan pejuang "kebebasan"
benar-2 bisa bebaskan pikirannya dari kelas-2 sosial berbumbu perendahan.
Kami akan tetap terbuka dgn ragam komentar Anda, karena itu
akan jadi ruang terbuka kami berkomunikasi dgn Anda. Salam cinta!
*Image : news.detik.com
0 comments:
Post a Comment